DONGENG tinju Muhammad Ali telah dikenang sebagai orang hebat dalam dunia olahraga. Tetapi, namanya juga dikenang sebagai tokoh muslim dunia yang memberi pengaruh gembung.
Sebelum memeluk Agama islam, Ali memiliki nama Cassius Clay. Ia pun memiliki kisah lama yang membuatnya akhirnya tertarik untuk mempelajari agama Islam dan lalu memutuskan menjadi mualaf.
Perjalanan panjang itu diawali dengan ketertarikan bersepakat dengan komunitas Black Muslims pada Amerika Serikat. Sejak September 1963, Ali telah disebut-sebut bergabung secara komunitas yang memperjuangkan hak-hak Islam di Amerika Serikat.
Media Amerika Serikat pun sering mendapati Ali mendatangi rapat-rapat kelompok muslim itu serta juga berpidato. Namun, sampai dalam akhirnya Ali mengungkapkan bahwa dia memang memiliki ketertarikan terhadap negeri Islam.
“Tentu sekadar saya bicara dengan kelompok Agama islam. Saya menyukai orang-orang Islam. Beta tidak akan mati-matian memaksa diri saya masuk dalam suatu gerombolan bila mereka tidak menghendaki aku, ” ungkap Ali, mengutip dari Louisville Courier-Journal, Sabtu (1/8/2020).
Baca juga 5 Atlet Muslim Paling Berprestasi, Nomor 1 Jadi Juara Dunia di Usia 22 Tahun
“Saya menyenangi hidup saya. Masyarakat kulit suci tidak menginginkan persatuan. Saya tak percaya hal itu bisa dipaksakan, demikian juga orang-orang Islam. Maka, apa yang salah dengan grup Islam?, ” tambahnya.
Pada 7 Februari 1964, sang ayah pun membenarkan bahwa Ali telah bergabung dengan Black Muslims. Pernyataan itu keluar 18 hari sebelum pertarungan Ali melawan si juara dunia kelas berat yaitu Sonny Liston.
(mrh)